"Seoul - di korea selatan, jumlah wanita yang
melakukan bunuh diri meningkat 2,8 kali dari 1.853 pada 1996 menjadi
5.237 di tahun 2010. 2,5 kali lebih banyak dibanding laki- laki. Angka
kematiannya terjadi tiap 19,7 untuk setiap 100 ribu orang pada tahun 2009.
ini merupakan angka tertinggi di antara negara-negara OECD. Bahkan 25 kali
lipat lebih tinggi dari Yunani yang mengalami sedang mengalami krisis ekonomi hebat tahun- tahun terakhir ini."
Seperti telah
dijelaskan pada artkel sebelumnya bahwa gangguan bipolar merupakan
gangguan mood dengan periode dimana terjadi perubahan antara euforia
ekstrim dan energi (mania) menuju kesedihan atau keputusasaan
(depresi) atau sebaliknya. Ini juga dikenal sebagai manik depresi
atau gangguan depresi manik dan hal ini bisa memicu perilaku bunuh diri. "Depresi sering sekali
menjadi awal terjangkitnya gangguan bipolar pada seorang wanita". Sebetulnya gangguan bipolar
terjadi dengan frekuensi yang sama pada pria dan wanita, seorang
wanita atau pria bisa mengalami mania dan depresi dalam waktu satu
atau dua hari bahkan lebih dalam rentang waktu yang sama. Namun dalam
kasus yang lebih spesifik, wanita memiliki perbedaan berdasarkan
kondisi yang dialami. Wanita cenderung
memiliki lebih banyak gejala depresi (merasa tertekan) daripada gejala mania, hal ini
disebabkan hormon dan faktor reproduksi wanita yang berbeda dengan laki- laki. seharusnya ini bisa menjadi acuan bagi para wanita untuk menghidari terjangkitnya gangguan bipolar atau setidaknya menjadi penyadaran secara mental bahwa para wanita
telah siap untuk menghindari gangguan tersebut, lagipula pengetahuan ini
bisa menjadi alasan kenapa wanita merengek pada pasangannya untuk
diajak berlibur akhir pekan setelah lelah mengurus keluarga atau
pekerjaan kantor yang menumpuk."seharusnya para pria memiliki alasan, mengapa
mereka harus melupakan untuk bertengkar dengan pasangannya".
Hal yang
perlu dibahas dalam artikel ini adalah “mengapa wanita mudah untuk
mengalami depresi”. Banyak penelitian akan
hal ini yang menunjukan
bahwa wanita lebih mudah depresi disebabkan oleh kombinasi biologis
dan faktor genetik, yang diantaranya adalah perubahan hormon dari menstruasi,
postpartum, dan menopause, demikian pula akibat stress karena
pekerjaan, tanggung jawab keluarga dan peran sosial lainnya. Studi
selanjutnya mengatakan bahwa hormon yang menjadi pemicu utama dan
memainkan peran dalam pengembangan dan keparahan gangguan bipolar.
Perbedaan yang mencolok antara wanita dan
pria dalam diagnosa depresi itu dimulai dari masa pubertas. Mungkin
kita masih berpikir bahwa “bukankankah
perempuan berumur 11 tahun tidak perlu memikirkan apapun, silahkan
mandi, makan, sekolah, bermain, lalu kau bisa bilang rindu pada
seseorang dengan mengirimkan sms padanya sebelum kau tidur”,
tetapi faktanya tidak seperti itu, karena rentang usia antara 11
sampai 13 tahun, rasio anak perempuan yang terkena depresi merangkak
naik dengan cepat walaupun sebelum masa pubertas, rasio depresi tidak
berbeda jauh antara anak perempuan dan anak laki-laki, setalah itu,
di usia 15 tahun, anak perempuan dua kali lebih banyak yang mengalami
depresi dibanding anak laki-laki dan pada tingkat SMU, rasio depresi
pada anak perempuan naik secara signifikan.
“kebanyakan wanita akan merasa tertekan dengan berat
badannya yang semakin hari semakin gemuk, wajah berjerawat, baju
pesta yang sudah beberapa kali mereka pakai, padahal akhir pekan ini
akan menghadiri pesta pernikhan kerabat dekat. - ya Tuhan bukankah
mereka sedang mengalami penderitaan yang disebabkan sakit haid,
masalah keuangan dan menumpuknya perkerjaan!”
Kita
bisa meyederhanakan pengertian depresi dengan menyebutnya sebagai
'Tekanan secara psikologis” jadi pada dasarnya wanita maupun laki-
laki akan merasakan hal yang sama ketika depresi, dan biasanya wanita
dan pria memiliki indikasi yang tidak jauh berbeda ketika sedang
mangalami depresi, tapi wanita cenderung memiliki sikap dan perilaku
yang berbeda dengan laki- laki, wanita akan terlihat kelelahan
sepanjang waktu, tidak percaya diri, tidak bisa mandiri, dan putus
asa. Kondisi tersebut Tentu saja akan berdampak pada sulitnya
menyesuaikan diri, bahkan mereka akan cenderung kesulitan dalam
membuat keputusan,". Hari-
hari yang berat dan faktor biologis wanita yang menyebabkan mereka
mudah mengalami depresi. Hal ini seharusnya disadari, baik oleh
wanita atau orang yang berada disekitar mereka. Tekanan secara emosi
yang berat dan terus- menerus tidak menutup kemungkinan wanita akan
mudah terjangkit gangguan bipolar yang bisa mendorong untuk melakukan aksi bunuh diri. Kita bisa memahami secara
biologis wanita mengalami perubahan hormon ketika mengalami
menstruasi. Melodie
Morgan Minott, MD, instruktur
ahli jiwa
di Northeastern Ohio University's College of Medicine."Kenyataannya,
depresi semakin memburuk selama masa menstruasi,"
selannjutnya menurut Morgan Minott. "Tidak
mudah bagi wanita ketika memasuki masa menopause, depresi menimpa
lebih sering di masa tersebut."
0 comments:
Post a Comment